Masih ingat kasus yang pernah viral tentang seorang polisi Bripka IS yang menghamili istri dari terdakwa ?. kasus tersebut telah memasuki babak yang baru. Atas perbuatannya, Bripka IS telah menjalani sidang disiplin di Propam Polda Sumatera Selatan (Sumsel) dan dinyatakan terbukti menghamili istri dari seorang narapidana (napi) Lapas Tanjung Batu, Ogan Ilir. atas perbuatannya tersebut Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi menjelaskan vonis 21 hari di tahanan.
Masih menurut kabid Humas Polda Sumsel, bahwa tuduhan pelapor FP berbeda dengan fakta yang sebenarnya. Semula Bripka IS disebut melakukan pelecehan seksual dengan mengancam akan memindahkan FP ke Lapas Nusakambangan jika tak mau menuruti keinginannya. namun pada persidangan disiplin di Propam Polda Sumatera Selatan, terungkap fakta bahwa korban dan Bripka IS adalah pasangan selingkuh, dan tidak ada paksaan Bripka IS terhadap korban.
Namun hukuman terhadap Bripa IS menurut masyarakat tidak melambangkan keadilan yang berlaku ditengah-tengah masyarakat karena hukuman tersebut sangat ringan. Memang ancaman hukuman dalam pasal 417 ayat (1) hukuman maksimalnya 1 (satu) tahun dan tidak ada ancaman hukuman minimal, namun tetap saja hukuman kurungan selama 21 Hari terlalu ringan, mengingat pelaku adalah apartur negara yang seharusnya mengayomi masyarakat, namun malah melakukan perbuatan yang tidak sesuai norma.
masyarakat juga mempertanyakan kebenaran dari fakta persidangan yang mengatakan bahwa korban dan bripka IS menjalin hubungan perselingkuhan, masyarakat merasa ragu mengingat adanya kasus serupa di Poda Jawa Timur dimana seorang mahasiswi bunuh diri dikarenakan diperkosa oleh seorang polisi, namun Polda Jatim menyebutkan bahwa tidak ada unsur pemerkosaan dalam perkara tersebut. sehingga banyak masyarakat meragukan perkara di Polda Sumsel yang menyebutkan bahwa korban dan bripka IS adalah pasangan selingkuh dan dalam melakukan hubungan zinah tersebut dikarenakan mau sama mau.
